Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Membangun Unit Bio Gas Sederhana

Posted by Bluesavana On Kamis, 25 April 2013 0 komentar



Pengembangan tanaman, khususnya padi dan jagung terintegrasi dengan ternak(ruminansia dan unggas), sejak lama telah dilakukan oleh para petani dalam bentuknya yang sederhana. Namun kondisi pertanian kita saat ini dengan areal lahan yang semakin menciut, mendorong pengembangan pertanian secara terintegrasi. Hal ini kembali mendapat penekanan pada Workshop Jagung Regional Asia ke-10, 2008 di Makassar yang merekomendasikan penerapan Model Farming System, Crops-Livestock System (CLS), dan Organic and Un-Organic Farming.
Salah satu produk ikutan dari CLS adalah upaya memproduksi sendiri bahan bakar berupa biogas yang diperoleh dari kotoran ternak dan limbah tanaman. Biogas diketahui telah mulai digunakan sebagian petani yang membuat biogas untuk kebutuhan rumah tangganya, menggunakan bahan-bahan yang tersedia, seperti kotoran ternak dan limbah tanaman.
Kedua bahan ini (kotoran ternak dan limbah tanaman) kaya akan sumber gas Methane (CH4) yang mempunyai daya bakar yang sangat baik. Dengan membuat bahan bakar dari biogas, para petani dapat menghemat biaya bahan bakar yang digunakan selama ini seperti minyak tanah, gas komersial di pasaran, arang dan kayu bakar. Bukan hanya itu, dengan membuat biogas sendiri para petani akan menghemat waktu dalam memasak misalnya dan dapat menggunakan waktunya yang lowong untuk bekerja di luar rumah antara lain di sawah, kebun atau kegiatan rumah tangga lain, seperti kerajinan tangan.
Biogas adalah bahan bakar yang bersih yang tidak menghasilkan asap seperti halnya kayu, arang, sehingga alat-alat dapur dapat digunakan dengan tetap bersih, bahkan terdapat keuntungan besar dari proses pembuatan biogas, karena limbah buangannya dapat digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman. Ketika kotoran ternak atau limbah tanaman mengalami pembusukan, akan mengeluarkan antara lain gas methane (CH4) dan gas inilah yang dapat dikumpulkan dan dinamakan biogas. Kita dapat memilih kontainer atau tangki digester dimana kotoran ternak dan limbah tanaman dapat disimpan bercampur air, dibiarkan membusuk dan menghasilkan biogas dan selanjutnya dialirkan ke tempat lain dengan bantuan tekanan udara.
Dengan unit produksi biogas sederhana, para petani tidak perlu bekerja keras dan tetap dapat menghemat uang. Sekalipun demikian, di wilayah yang terlalu dingin (kurang dari 150C) dan terlalu panas (diatas 370C), terdapat sedikit masalah dalam memproduksi biogas, karena gas lebih bagus diproduksi pada suhu 32 – 370C.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat unit produksi biogas bukanlah bahan mahal, diantaranya 3 cincin gorong-gorong dan 1 drum oli bekas, bahan pencegah kebocoran (ter, cat, las dan lainnya). Dengan bahan-bahan sederhana ini, petani dapat membuat unit biogas sederhana.
Bahan baku yang dipergunakan, yakni persediaan kotoran ternak, limbah tanaman (dedaunan dan jerami). Apabila terdapat unit biogas dibuat dekat dengan lingkungan kita, maka hal itu dapat menjadi sumber informasi atau dapat ditanyakan pada Badan Penyuluhan Pertanian, Penyuluh Pertanian dan aparat Pertanian lainnya. Dari uraian ini, akan memberikan informasi segala sesuatu yang patut diketahui sebelum membuat sendiri biogas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri, bahkan menggerakkan usaha agribisnis yang menguntungkan.
Para petani dapat segera memulai dengan membuat unit produksi biogas yang sederhana, membutuhkan hanya sedikit biaya dan lebih mudah dijalankan. Apabila petani telah mengetahui bagaimana menjalankan unit biogas dan menggunakannya sendiri, maka mereka segera merasakan kebutuhan biogas yang lebih banyak dan akan terdorong untuk memperbesar usahanya, membuat lebih banyak unit biogas, seperti yang telah dibuat pertama kali.

CARA MEMBANGUN UNIT BIOGAS SEDERHANA

Bahan-Bahan yang Diperlukan :

Sekurang-kurangnya dibutuhkan 3 buah cincin gorong-gorong septik tank untuk tangki digester, sebuah drum oli yang besar, dapat membuat bahan kira-kira 200 liter yang diperuntukkan sebagai gas methane (biogas). Selanjutnya, bahan-bahan lainnya, berupa pipa logam dengan diameter 2 cm, untuk ujung pipa pengeluaran gas dan satu kran pengeluaran biogas. Selain itu dibutuhkan pula pipa karet atau paralon seperlunya yang berdiameter 2 cm, yang berguna sebagai pipa penyaluran gas dari tangki pencerna ke kompor untuk memasak, lampu gas dan lainnya.

Penggunaan Unit Biogas

Unit produksi biogas sangat penting diletakkan di tempat yang aman, terpisah dari rumah, tempat memasak dan sumber air. Tempat terbaik sekurang-kurangnya 10 meter dari rumah, sehingga ketika memasukkan kotoran ternak dan limbah organik ke unit biogas, tidak sampai mencemari kehidupan keluarga dan tempat pengolahan pangan. Namun demikian, juga tidak dianjurkan menempatkan unit biogas terlalu jauh dari rumah, karena membutuhkan pipa gas yang lebih panjang yang berarti lebih banyak biaya. Pipa gas harus dijaga jangan sampai bocor dan jika dipasang menyeberang jalan, hendaknya dibenamkan kedalam tanah untuk mencegah kebocoran. Suatu unit biogas paling dekat sumber air sekitar 10 meter, sehingga limbah ikutannya tidak mencapai sumber air bersih anda.

Mendirikan Unit Biogas

Seperti dikemukakan terdahulu, pada prinsipnya Unit Produksi Biogas terdiri dari (i) kontainer digester atau mencerna bahan organik, yang kelak menghasilkan biogas, (ii) tangki atau ruang tertutup sebagai tempat atau penangkap biogas yang dihasilkan, (iii) kelengkapan penghubung dan pengaman ke kompor gas/dapur dan (iv) kompor gas yang lebih dahulu dimodifikasi. Satu sisi dari drum dilepas menggunakan palu dan betel, yakni sisi atas drum dan sisi bawahnya disisakan sebagai tempat pemasangan kran pengeluaran gas. Selanjutnya, bersihkan bagian luar dan dalamnya, tutup bocoran lainnya jika ada. Bocoran diketahui dengan mengisi air dan mengamatinya. Perlu diingatkan, bahwa adalah sangat penting untuk menutup saluran bocoran dengan baik. Untuk melindungi dari karat, drum dicat bagian luar dan dalamnya. Pasang pipa pengeluaran gas yang dilengkapi dengan kran, kuatkan dengan mur dan unit biogas telah siap.

MEMPERSIAPKAN MATERIAL

Bahan Limbah yang Diperlukan.

Kotoran ternak seperti sapi, babi, ayam dan limbah organik sisa-sisa tanaman, adalah bahan yang baik untuk membuat biogas. Petani dapat menggunakan kotoran ternak saja, atau limbah tanaman saja, ataukah campuran keduanya. Untuk limbah organik, seperti jerami harus dipotong-potong lebih dulu dan selanjutnya dicampur merata dengan kotoran ternak. Bagi seorang pemula, akan lebih baik hanya menggunakan kotoran ternak, atau bahan limbah tanamannya lebih sedikit. Nanti setelah mahir dan paham tentang proses terbentuknya biogas, barulah limbah tanaman ditingkatkan. Perlu pula diingat, bahwa limbah tanaman yang digunakan, sebelumnya harus dipotong-potong, sedangkan limbah tanaman segar harus dikeringkan lebih dulu pada sinar matahari selama 10 hari atau lebih, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam unit biogas.

Cara Penyiapannya.

Bahan-bahan organik berupa kotoran ternak dan limbah tanaman yang tersedia, setelah dicampur merata, selanjutnya diberi air dengan komposisi 1 : 1, aduk sampai terbentuk seperti pasta (adonan). Lakukan dengan baik, karena kiat ini akan mempercepat terbentuknya gas yang diinginkan. Kapur dapat ditambahkan untuk menetralkan pH.

Membuat Bidang Pemicu Pembentukan Gas

Sekitar dua bulan sebelum anda membuat unit biogas untuk pertama kalinya, diperlukan membuat biang pemicu pembentukan gas. Ambil 2 liter kotoran ternak (sapi, babi, ayam atau kuda) dan 2 liter air, campur dan aduk merata. Setelah tercampur baik seperti pasta, tuangkan campuran tersebut pada wadah tertentu, seperti ember, jergen, botol, tanpa penutup dan simpan ditempat terbuka. Usahakan biang pembentukan gas ini tetap hangat, kocok tiap dua hari sekali selama dua bulan untuk wilayah berkelembaban rendah. Biang pembentukan gas ini, digunakan sebagai pemicu (starter), untuk mempercepat pembentukan gas pada unit biogas anda.

Pengisian Unit Produksi Biogas

Dengan unit biogas yang telah siap, isi limbah (kotoran ternak dan limbah tanaman), menggunakan gorong-gorong bersusun tiga. Ukur tinggi drum untuk menentukan batas ketinggian pasta/campuran bahan organik dan air. Selanjutnya masukkan campuran bahan organik dan air secara bertahap, aduk merata. Lakukan berulang kali sampai pada ketinggian yang dikehendaki. Masukkan biang pemicu pembentukan gas (starter) yang telah disiapkan sebelumnya. Sekarang, buka kran pipa gas pada drum gas untuk melewatkan udara, tekan drum kedalam campuran bahan organik tersebut, sehingga mencapai dasar tangki atau goronggorong pencerna. Drum harus ditekan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi ruang udara di dalamnya, dengan menekannya sampai ke dasar tangki digester. Kalau sudah yakin bahwa campuran bahan organik telah memenuhi seluruh ruang drum gas, maka kran pengeluaran gas ditutup rapat dan unit biogas mulai bekerja mengumpulkan gas yang terbentuk. Sebagai indikasi telah terbentuk gas dalam drum, apabila drum itu mulai terangkat ke atas melewati batas permukaan campuran pasta bahan organik. Jika mendapati bocoran gas keluar dari drum setelah unit biogas mulai bekerja membentuk gas, maka tutup bocoran dengan ter atau cat, dan kuatkan kran. Cara mudah untuk mengetahui kebocoran adalah dengan menggunakan air sabun.
Diperlukan waktu kira-kira 2 sampai 4 minggu (tergantung bahan baku dan kondisi lingkungan), untuk memulai pembentukan gas dari campuran bahan organik tersebut. Selama pembentukan gas yang mengambil waktu kira-kira 8 minggu, separuh dari gas tersebut terbentuk pada 2 sampai 4 minggu pertama dan separuh berikutnya pada minggu ke-4 sampai ke-8, serta berhenti sama sekali pada minggu ke-9. Setelah waktu itu, kosongkan unit biogas anda dan mulai lagi mengulangi pengisiannya sebagaimana langkah kerja terdahulu.

PRODUKSI, PENAMPUNGAN DAN PENGGUNAAN BIOGAS

Perlu diingatkan, jangan membakar gas yang pertama terbentuk karena mengandung udara di dalamnya dan dapat meledak. Beberapa hari setelah drum penangkap biogas terangkat keatas, dianjurkan membuka kran dan mengeluarkan seluruh gas yang terbentuk tersebut. Agar ditangani dengan hati-hati dan jangan ada api di sekitar unit produksi biogas.
Untuk mengeluarkan gas yang telah terbentuk, tekan drum ke dalam campuran bahan organik dan air sampai ke dasar tangki digester, untuk mempercepat pengeluaran gas yang terbentuk dari unit biogas. Selanjutnya tutup kran dan unit biogas bekerja mengumpulkan gas kembali.
Apabila dikerjakan dengan hati-hati, maka tidak ada lagi udara dalam gas yang terbentuk kemudian dan aman untuk pembakaran. Tidak perlu mengeluarkan lagi gas yang terbentuk dan gas itu aman untuk digunakan memenuhi kebutuhan rumah-tangga.

Penggunaan Biogas

Cara terbaik dari penggunaan biogas yang telah ditampung dari unit produksi biogas, adalah untuk memasak. Apabila unit produksi biogas bekerja dengan baik, akan mencukupi kebutuhan rumah tangga tiap hari untuk memasak pangan sepanjang hari. Kompor yang digunakan, mempunyai pengatur pembakaran, sehingga percampuran gas dan udara dalam komposisi yang tepat. Jika nyala gas berwarna kuning, maka hal itu sebagai tanda pembakaran tidak sempurna dan tidak menghasilkan panas yang diperlukan. Apabila perimbangan antara udara dan gas dalam jumlah yang tepat, maka biogas akan terbakar dengan baik, ditandai dengan nyala yang berwarna biru. Dengan mengatur perimbangan gas-udara, akan diperoleh nyala biru yang diinginkan. Jika nyala yang semula biru dan terbakar dengan baik, berubah menjadi kuning, ini berarti ruang pembakaran tersumbat dengan arang pembakaran atau ada air dalam slang dan perlu pembersihan dengan dicuci menggunakan air dan sabun.

PEMANFAATAN LIMBAH BUANGAN UNIT BIOGAS

Kita telah pelajari bahwa ketika seluruh gas yang terbentuk telah digunakan, maka akan tersisa limbah buangan berupa pupuk organik yang kaya unsur hara. Kelebihannya, pupuk ini tidak lagi mengundang parasit dan biji gulma yang dapat tumbuh, sehingga tidak ada unsur ikutan yang berbahaya di dalamnya. Bahan organik tersebut dapat digunakan sebagai pupuk atau menjadi produk agribisnis yang menguntungkan. Jika digunakan sendiri, jangan tempatkan pupuk tersebut hanya pada satu tempat, melainkan disebar tipistipis dan merata ke seluruh areal pertanaman yang pada akhirnya menyuburkan tanaman. Untuk siklus selanjutnya, kosongkan limbah organik dan sisakan kira-kira 4 liter bahan organik tersebut untuk digunakan kembali sebagai biang/starter pembentukan gas berikutnya. Selanjutnya, bersihkan tangki digester, periksa kebocorannya dan kuras sampai bersih. Isi kembali dengan kotoran ternak dan limbah organik yang baru. Campur air dengan perimbangan 1 : 1 dan tambahkan biang pemicu pembentukan gas yang telah disiapkan. Setiap memulai memproduksi biogas, jangan bakar, tetapi buang gas yang pertama terbentuk karena dapat menimbulkan ledakan.

PEMELIHARAAN

Beberapa tindakan pemeliharaan unit biogas adalah sbb :
1. Selalu berhati-hati jika berada dekat dengan unit biogas, karena gas mudah terbakar.
2. Jangan sekali-kali menyalakan korek api, merokok, membakar sampah atau tindakan berbahaya lainnya di sekitar unit biogas, karena mudah terbakar dan menimbulkan ledakan.
3. Biogas jika terhirup dalam jumlah banyak disaat bernafas dapat menyebabkan sakit.
4. Agar selalu memeriksa unit biogas termasuk pipa penghubungnya yang mudah bocor.
Karena itu harus selalu dibersihkan dan dicat.

sumber : Penyuluh Pertanian Madya pada BPTP Makassar
http://disnaksulsel.info

Save Our Earth

0 komentar:

Posting Komentar